Ketika seorang ibu sedang mengobrol bersama teman-temannya atau sekelompok orang yang “spontan” berbicara tanpa berpikir, mereka cenderung berkomentar tanpa terkendali.
Perkataan seorang teman baik ternyata dapat dimaknai berbeda dan merusak kepercayaan diri seorang ibu.
Menurut pakar tentang delapan komentar umum pada seorang ibu dan dampaknya. Inilah yang mereka katakan:
1. "Kamu terlihat kusam!"
Jika perkataan ini ditujukan kepada seorang ibu yang berpakaian santai dan berdandan sederhana dengan rambut kuncir kuda, dia mungkin menafsirkannya lain.
Elizabeth Lombardo, Ph.D mengatakan, si ibu bisa saja merasa perkataan itu berarti dia selalu tampak kusam dan sebaiknya lebih dandan. Elizabeth merekomendasikan untuk mengatakan “Anda tampak cantik!” dan “Mau ke mana malam ini?” kepada seorang ibu.
2. "Kamu tampak lelah."
Mengatakan hal seperti ini kepada seorang ibu bisa dipahami seolah-olah dia sedang sakit atau penampilannya sedang buruk. Padahal mungkin dia punya alasan lain kenapa penampilannya seperti itu.
"Terlihat lelah adalah akibat dari sejumlah masalah yang berbeda mulai dari kurang tidur atau tidur yang tak berkualitas, kurang gizi atau penyerapan gizi yang tak memadai, efek samping obat atau kondisi kesehatan kronis," kata Nancy Steely, seorang dokter naturopati (menggabungkan kebijaksanaan alam dengan ilmu pengetahuan modern).
Jika Anda benar-benar khawatir tentang kondisi teman Anda, tanyalah: "Apa yang terjadi?"
3. "Kamu pasti ingin punya anak perempuan."
Para ibu yang hanya memiliki anak laki-laki tentu sering mendengar ini. Amy Williams, ibu dari dua putra dan pendiri BoyMom Designs, mengatakan saat ia hamil anak kedua dan anaknya laki-laki lagi, maka orang banyak mengatakan, "Sayang sekali!" dan "Laki-laki lagi?!"
Terkadang mereka berkomentar seperti itu di depan anaknya yang lain. "Itu mengerikan dan berdampak negatif," kata Williams. Sebaiknya Anda fokus pada kehamilan, tak peduli jenis kelamin si bayi.
4. "Bagaimana kalau anakku dan anakmu bermain bersama. Kapan aku bisa membawanya ke rumahmu?"
Erika Myers, terapis berlisensi dan seorang ibu, mengatakan perkataan itu seolah-olah membuat satu orangtua merasa bertanggungjawab untuk menjaga anak lainnya.
Myers merekomendasikan alternatif, lebih baik bertemu sebuah taman atau lokasi ramah-anak. "Jika anak Anda suka bergaul, kemungkinan akan ada banyak teman di masa kini dan masa depan. Mengapa tak meluangkan waktu untuk mengenal ibu dari teman baru anak Anda. Ia dapat menjadi sumber dukungan dan menjadi teman yang sangat baik," ujar Myers.
5. "Kamu kok terlihat muram?"
Bila Anda benar-benar khawatir, katakan padanya dengan jelas. Karena seorang ibu bisa mendengarnya dari sudut pandang berbeda.
Elizabeth Lombardo mengatakan, perkataan itu bisa diterjemahkan sebagai “Anda terlihat mengerikan.” Si ibu mungkin berpikir harus memprioritaskan dirinya sendiri sebelum mengurus anak-anak.
6. "Kapan melahirkan?"
Sebelum Anda bertanya pada seorang wanita kapan dia melahirkan, tanyakan diri Anda sendiri dulu — apakah dia memang sedang hamil?
"Bertanya pada seorang wanita yang sedang tidak hamil dapat membuat mereka kehilangan kepercayaan diri,” kata Myers. Jika si ibu sedang tak hamil, Anda baru saja mengingatkannya bahwa berat badannya belum pulih akibat kehamilan sebelumnya.
7. "Kapan masuk kantor lagi?"
Pertanyaan ini dapat menusuk hati. Seolah-olah berada di rumah bersama anak-anak bukanlah hal yang tepat. “Itu salah satu pertanyaan terburuk,” kata Diane Lang, konseling pendidik yang membantu para ibu memasuki dunia kerja kembali.
"Semua pertanyaan itu menyebabkan si ibu mempertanyakan kembali pilihan mereka dan menimbulkan rasa bersalah. Anda membuat si ibu merasa gagal dan gagal." Jika Anda benar-benar tertarik pada hidupnya, kurangi fokus pada pekerjaan.
8. "Anak saya juga dulu begitu. Nanti juga akan berlalu."
Bahwa Anda adalah orangtua yang lebih berpengalaman (dan dapat memberi panduan), itu bagus. Sayangnya, kata Myers, “Perkataan itu dapat dianggap merendahkan dan meremehkan. Ketika seorang anak melalui fase sulit, atau berpotensi menyebabkan masalah perilaku yang signifikan, orangtua dapat merasa kewalahan, tak mampu, dan kalah."
Terkadang Anda hanya perlu jadi pendengar yang baik. Dan jika Anda merasa perlu berkomentar, Myers merekomendasikan "Kami menghadapi masalah yang sama ketika masih seusia itu. Itu benar-benar sulit."
Perkataan seorang teman baik ternyata dapat dimaknai berbeda dan merusak kepercayaan diri seorang ibu.
Menurut pakar tentang delapan komentar umum pada seorang ibu dan dampaknya. Inilah yang mereka katakan:
1. "Kamu terlihat kusam!"
Jika perkataan ini ditujukan kepada seorang ibu yang berpakaian santai dan berdandan sederhana dengan rambut kuncir kuda, dia mungkin menafsirkannya lain.
Elizabeth Lombardo, Ph.D mengatakan, si ibu bisa saja merasa perkataan itu berarti dia selalu tampak kusam dan sebaiknya lebih dandan. Elizabeth merekomendasikan untuk mengatakan “Anda tampak cantik!” dan “Mau ke mana malam ini?” kepada seorang ibu.
2. "Kamu tampak lelah."
Mengatakan hal seperti ini kepada seorang ibu bisa dipahami seolah-olah dia sedang sakit atau penampilannya sedang buruk. Padahal mungkin dia punya alasan lain kenapa penampilannya seperti itu.
"Terlihat lelah adalah akibat dari sejumlah masalah yang berbeda mulai dari kurang tidur atau tidur yang tak berkualitas, kurang gizi atau penyerapan gizi yang tak memadai, efek samping obat atau kondisi kesehatan kronis," kata Nancy Steely, seorang dokter naturopati (menggabungkan kebijaksanaan alam dengan ilmu pengetahuan modern).
Jika Anda benar-benar khawatir tentang kondisi teman Anda, tanyalah: "Apa yang terjadi?"
3. "Kamu pasti ingin punya anak perempuan."
Para ibu yang hanya memiliki anak laki-laki tentu sering mendengar ini. Amy Williams, ibu dari dua putra dan pendiri BoyMom Designs, mengatakan saat ia hamil anak kedua dan anaknya laki-laki lagi, maka orang banyak mengatakan, "Sayang sekali!" dan "Laki-laki lagi?!"
Terkadang mereka berkomentar seperti itu di depan anaknya yang lain. "Itu mengerikan dan berdampak negatif," kata Williams. Sebaiknya Anda fokus pada kehamilan, tak peduli jenis kelamin si bayi.
4. "Bagaimana kalau anakku dan anakmu bermain bersama. Kapan aku bisa membawanya ke rumahmu?"
Erika Myers, terapis berlisensi dan seorang ibu, mengatakan perkataan itu seolah-olah membuat satu orangtua merasa bertanggungjawab untuk menjaga anak lainnya.
Myers merekomendasikan alternatif, lebih baik bertemu sebuah taman atau lokasi ramah-anak. "Jika anak Anda suka bergaul, kemungkinan akan ada banyak teman di masa kini dan masa depan. Mengapa tak meluangkan waktu untuk mengenal ibu dari teman baru anak Anda. Ia dapat menjadi sumber dukungan dan menjadi teman yang sangat baik," ujar Myers.
5. "Kamu kok terlihat muram?"
Bila Anda benar-benar khawatir, katakan padanya dengan jelas. Karena seorang ibu bisa mendengarnya dari sudut pandang berbeda.
Elizabeth Lombardo mengatakan, perkataan itu bisa diterjemahkan sebagai “Anda terlihat mengerikan.” Si ibu mungkin berpikir harus memprioritaskan dirinya sendiri sebelum mengurus anak-anak.
6. "Kapan melahirkan?"
Sebelum Anda bertanya pada seorang wanita kapan dia melahirkan, tanyakan diri Anda sendiri dulu — apakah dia memang sedang hamil?
"Bertanya pada seorang wanita yang sedang tidak hamil dapat membuat mereka kehilangan kepercayaan diri,” kata Myers. Jika si ibu sedang tak hamil, Anda baru saja mengingatkannya bahwa berat badannya belum pulih akibat kehamilan sebelumnya.
7. "Kapan masuk kantor lagi?"
Pertanyaan ini dapat menusuk hati. Seolah-olah berada di rumah bersama anak-anak bukanlah hal yang tepat. “Itu salah satu pertanyaan terburuk,” kata Diane Lang, konseling pendidik yang membantu para ibu memasuki dunia kerja kembali.
"Semua pertanyaan itu menyebabkan si ibu mempertanyakan kembali pilihan mereka dan menimbulkan rasa bersalah. Anda membuat si ibu merasa gagal dan gagal." Jika Anda benar-benar tertarik pada hidupnya, kurangi fokus pada pekerjaan.
8. "Anak saya juga dulu begitu. Nanti juga akan berlalu."
Bahwa Anda adalah orangtua yang lebih berpengalaman (dan dapat memberi panduan), itu bagus. Sayangnya, kata Myers, “Perkataan itu dapat dianggap merendahkan dan meremehkan. Ketika seorang anak melalui fase sulit, atau berpotensi menyebabkan masalah perilaku yang signifikan, orangtua dapat merasa kewalahan, tak mampu, dan kalah."
Terkadang Anda hanya perlu jadi pendengar yang baik. Dan jika Anda merasa perlu berkomentar, Myers merekomendasikan "Kami menghadapi masalah yang sama ketika masih seusia itu. Itu benar-benar sulit."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar